
Demilium - Tidak perlu kuatir bakalan boring kala berkunjung ke Palembang. Karena, di Bumi Sriwijaya ini ada beberapa tempat untuk cuman habiskan waktu luang sembari refreshing.
Tidak hanya tujuan wisata alam beserta kuliner yang populer, Palembang ikut mempunyai tempat wisata bersejarah yang saying jika ditinggalkan. Tersebut beberapa tempat wisata yang dapat Anda datangi:
1. Jembatan Ampera

Siapa yang tidak paham dengan jembatan yang dibuat pada 1962 ini.
Jembatan yang menghubungkan lokasi Seberang Ulu serta Seberang Ilir ini sangatlah tersohor.
Dari atas jembatan ini, Anda dapat lihat keindahan kota Palembang.
Di bawahnya terbentang Sungai Musi dengan bermacam kegiatan baik di permukaannya ataupun dibagian pinggirnya.
Musi ialah sungai terpanjang di Sumatera dengan panjang sampai 750 Km.
Tidak jauh dari Jembatan Ampera, ada satu benteng yang tidak kalah populer, yaitu Benteng Kuto Besak (BKB) peninggalan jaman penjajahan.
Benteng ini sekarang menjelma menjadi salah satunya simbol kebanggaan penduduk Palembang.
BKB adalah saksi perjuangan menantang beberapa penjajah. Dari lokasi benteng ini, pengunjung bisa lihat banyak kapal kecil berlayar di Sungai Musi.
Terakhir, BKB jadi salah satunya pusat rekreasi buat penduduk Palembang serta pendatang.
Mendekati sore sampai larut malam, lokasi BKB akan ramai didatangi masyarakat yang ingin nikmati malam penuh warna warni.
2. Masjid Agung

Cuma beberapa ratus mtr. dari Jembatan Ampera atau lokasi BKB, berdiri masjid besar nan megah bernama Masjid Sultan Mahmud Badaruddin II atau lebih diketahui dengan panggilan Masjid Agung.
Masjid Agung ialah masjid paling besar di Kota Palembang, bahkan juga di Sumatera Selatan (Sumsel).
Bangunan masjid adalah kombinasi dari arsitektur Indonesia, Eropa, serta Tiongkok.
Tidak hanya tempat beribadah kaum muslim, masjid ini pula telah menjelma jadi salah satunya tujuan wisata bersejarah.
Waktu bulan Ramadan, masjid ini bisa menjadi pusat bergabung beberapa umat Islam di Palembang.
Sangat banyak pekerjaan yang dikerjakan di masjid ini. Dari mulai Pasar Beduk, membuka puasa bersama dengan, serta bermacam type beribadah berjamaah yang lain.
3. Museum Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II

Letaknya berdekatan dengan BKB. Di museum ini, tersimpan beberapa ratus koleksi benda bersejarah dari mulai sisa peninggalan kerajaan Sriwijaya sampai Kesultanan Palembang Darussalam.
Nama Sultan Mahmud Badaruddin II, jadikan nama museum ini untuk menghargai jasanya buat kota Palembang.
Di museum ini Anda dapat juga meningkatkan wacana pengetahuan sekitar riwayat Sriwijaya serta lihat koleksi benda antik di museum ini.
Terdapat beberapa koleksi bersejarah yang tersimpan di Museum SMB II di antarnya berbentuk koleksi arkeologi, etnografi, biologi, keramik, senirupa, serta numismatik.
4. Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera)

Terdapat persis di belakang Museum Sultan Mahmud Badaruddin II atau menghadap Jalan Merdeka ikut berseberangan dengan Masjid Agung.
Monpera jadi saksi riwayat terjadinya beberapa momen, termasuk juga sempat jadikan basis ”pertempuran lima hari lima malam” menantang kolonial Belanda.
Di museum ini, pengunjung bisa menjumpai beberapa type senjata yang dipakai dalam pertarungan itu termasuk juga beberapa dokumen perang serta beberapa benda bersejarah yang lain seperti uang lama, patung pahlawan, serta pakaian dinas beberapa pahlawan.
5. Museum Bala Putra Dewa Dewa

Museum ini terdapat di Jalan Srijaya I, No 28 Palembang atau seputar 5 Km dari Masjid Agung.
Museum yang mempunyai luas tempat seputar 23.565 m2 ini, menaruh 10 type koleksi dengan jumlahnya koleksi sampai 3.882 item.
Pada umumnya, Museum Balaputera Dewa menaruh beberapa koleksi dari jaman pra-sejarah, jaman Kerajaan Sriwijaya, jaman Kesultanan Palembang sampai ke jaman Kolonialisme Belanda.
Beberapa koleksi itu dipamerkan di tiga ruangan pamer penting.
Sebelum masuk tiga ruangan pamer penting, pengunjung akan melihat beberapa koleksi arca di selasar museum.
Beberapa tiruan arca itu datang dari jaman megalith di Sumatera Selatan.
Di museum ini ada koleksi yang memvisualisasikan corak macam kebudayaan serta alam sumatera Selatan.
Koleksinya terbagi dalam beberapa benda histografi, etnografi, felologi, keramik, tehnologi moderen, seni rupa, flora serta fauna dan geologi. Diluar itu ada rumah limas serta rumah Ulu asli.
6. Bukit Siguntang

Tempat wisata ini adalah satu bukit kecil setinggi 29-30 mtr. dari permukaan laut serta mempunyai luas seputar 6 hektare.
Bukit Siguntang yang terdapat di Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I Palembang ini menaruh banyak riwayat jaman Kerajaan Sriwijaya, pemerintahan perwakilan Majapahit serta Kesultanan Palembang Darussalam.
Sampai sekarang bukit itu masih tetap dikeramatkan serta diziarahi banyak pengunjung, bahkan juga wisatawan asing.
Di kaki Bukit Siguntang, bisa nikmati situasi alam dipayungi rindangnya pohon-pohon seperti asoka, kayuagung, cempedak, pinus, jarak, rukam, kenanga, serta kayumanis.
Sore hari bisa saja waktu yang pas untuk nikmati panorama serta pesona indah Kota Palembang ditemani cahaya matahari tenggelam diantara pohon-pohon teduh.
Beberapa peninggalan bersejarah bisa dapatkan di sini seperti kemudi kapal Sriwijaya yang diketemukan di kaki bukit, arca Buhda Amarawati, serta prasasti Kedukan Bukit sebagai bukti terpenting kehadiran Kerajaan Sriwijaya.
Dari prasasti itu diputuskan Palembang menjadi kota paling tua di Indonesia tanggal 16 Juni 682 Masehi. Tanggal itu juga jadi patokan hari lahir Kota Palembang.
7. Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS)

Tempat wisata riwayat ini biasa ikut dimaksud Situs Karanganyar.
Ini ialah tamann purbakala sisa lokasi pemukiman serta taman yang dihubungkan dengan kerajaan Sriwijaya yang terdapat di pinggir utara Sungai Musi di Kota Palembang.
Di lokasi ini diketemukan jaringan kanal, parit serta kolam yang diatur rapi serta teratur yang pastikan jika lokasi ini ialah bikinan manusia, hingga diakui jika pusat kerajaan Sriwijaya di Palembang terdapat di situs ini.
Di lokasi ini diketemukan banyak peninggalan purbakala yang tunjukkan jika lokasi ini sempat jadi pusat permukiman serta pusat kegiatan manusia.
8. Kampung Kapitan

Kota Palembang tidak lepas dari jejak persinggahan beberapa orang Tiongkok.
Perihal ini bisa disaksikan dari jejak peradaban Tionghoa yang berada di Kampung Kapitan di lokasi Kelurahan 7 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Palembang.
Dulunya, Kampung Kapitan adalah satu Kampung Cina yang berada di Palembang.
Tidak cuma menjadi pemukiman masyarakat Tionghoa saja, tempat ini mempunyai riwayat serta budaya etnis Tionghoa semenjak waktu Kolonial Belanda.
Kampung ini terdapat di tepi Sungai Musi atau berseberangan dengan Benteng Kuto Besak.
9. Pulau Kemaro

Terdapat di dalam Sungai Musi, seputar 6 KM dari Jembatan Ampera.
Sekarang ini Pulau Kemaro ialah salah satunya obyek wisata di Palembang yang cukuplah populer.
Di Pulau Kemaro ada satu vihara yang banyak didatangi oleh umat Budha untuk berdoa serta berziarah.
Di sini dapat juga diketemukan satu makam yang disebut makam dari seseorang putri Palembang.
Putri ini memiliki narasi sendiri, yakni ia menikah dengan anak raja dari Tiongkok dengan mas kawin berbentuk sembilan guci emas.
Akan tetapi selanjutnya, pasangan itu menerjunkan diri ke sungai serta terbenam.
Diluar itu, di Pulau Kemaro ada banyak hal menarik, contohnya Pagoda berlantai sembilan yang dibuat pada tahun 2006, serta Pohon Cinta.
Beberapa penduduk yakin, jika sepasang kekasih mengukir namanya di Pohon Cinta ini, jadi jalinan cinta mereka akan bersambung sampai ke pernikahan.
Untuk sampai tempat ini, pengunjung mesti menumpang perahu getek atau bus air dengan jarak tempuh seputar 15 menit.